Menguak Sejarah Berdirinya Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia

The Boeing Company, merupakan perusahaan multinasional yang merancang, memproduksi, dan menjual pesawat terbang, pesawat rotor, roket, dan satelit. Boeing merupakan salah satu produsen pesawat terbesar di dunia. Boeing memiliki kantor pusat di Chicago dan dipimpin oleh Presiden dan CEO Dennis Muilenburg. Boeing terbagi menjadi lima divisi utama, yaitu Boeing Commercial Airplanes (BCA), Boeing Defense, Space & Security (BDS), Boeing Global Services dan Boeing Capital. Pada tahun 2019, Boeing mencatat penjualan sebesar 76,6 miliar dollar (setara 1.137 triliun rupiah). Boeing mendapatkan peringkat ke-54 pada daftar “Fortune 500”, dan peringkat ke-121 pada daftar “Fortune Global 500” dalam majalah Fortune.


The Boeing Company didirikan pada tahun 1916 oleh karyawan industri kayu bernama William E. Boeing di Seattle, Washington. Sebelumnya, dia dan rekannya Conrad Westervelt. pernah mendirikan perusahaan pesawat bernama “B&W”. Pada tahun 1917 perusahaan tersebut berubah nama menjadi Boeing Airplane Company, dengan William Boeing sebagai pendirinya. Pada tahun 1929, perusahaan berubah nama menjadi United Aircraft and Transport Corporation, diikuti dengan akuisisi beberapa produsen pesawat seperti Avion, Chance Vought, Sikorsky Aviation, Stearman Aircraft, Pratt & Whitney, dan Hamilton Metalplane.


Pada tahun 1931, perusahaan melakukan merger dengan perusahaan maskapai transportasi udara bernama United Airlines. Pada tahun 1934, pabrik pesawat dipisahkan dari maskapai transportasi udara. Karena itulah, Boeing Airplane Company menjadi salah satu dari tiga kelompok besar yang muncul semenjak pembubaran United Aircraft, dua kelompok lainnya adalah United Aircraft (sekarang United Technologies) dan United Airlines.


Pada tahun 1960, perusahaan membeli Vertol Aircraft Corporation, yang mana pada saat itu merupakan pabrik helikopter terbesar. Selama tahun 1960 dan 1970, perusahaan melakukan diversifikasi menjadi berbegai jenis industri, seperti perusahaan travel luar angkasa, transportasi marinir, agrikultur, produksi energi dan sistem transit.


Pada tahun 1995, Boeing bekerjasama dengan Rusia, Ukrania, dan organisasi Anglo-Norwegia untuk mendirikan Sea Launch, perusahaan yang menyediakan layanan peluncuran komersial yang mengirimkan satelit ke orbit geostasioner dari platform terapung. Pada tahun 2000, Boeing mengakuisisi segmen perusahaan satelit Hughes Electronics. 


Pada bulan Desember 1996, Boeing mengumumkan niatnya untuk merger dengan McDonnel Douglas dan mengikuti persetujuan regulasi, ini diselesaikan pada 4 Agustus 1997. Kejadian ini sempat ditunda karena Komisi Eropa yang keberatan. Yang kemudian mengakibatkan tiga kondisi pada merger, yaitu penghentian secara eksklusif pada perjanjian dengan tiga maskapai Amerika Serikat, laporan yang terpisah akan dipertahankan untuk bisnis pesawat sipil McDonnell-Douglas, dan sebagian paten pertahanan akan disediakan untuk kompetitor. 


Pada tahun 2020, Quartz melaporkan bahwa setelah merger, terjadi “perselisihan budaya perusahaan, dimana insinyur Boeing dan McDonnel Douglas saling berhadapan”, yang kemudian terselesaikan, dan itu mungkin berkontribusi pada kejadian krisis 737 Max.


Markas perusahaan dipindahkan dari Seattle ke Chicago pada tahun 2001. Pada tahun 2018, Boeing membuka pabrik pertamanya di Eropa di Sheffield, UK, yang diperkuat dengan kerjasama riset dengan Universitas Sheffield.


Pada bulan Mei 2020, perusahaan melakukan PHK pada karyawannya sejumlah lebih dari 12.000 orang dikarenakan turunnya pengguna jasa pesawat terbang selama pandemi COVID-19 dengan rencana total 10% dari semua tenaga kerjanya atau sekitar 16.000 orang. Pada bulan Juli 2020, Boeing melaporkan kerugian sebesar $2,4 miliar (sekitar 35,6 triliun rupiah) dikarenakan pandemi dan landasan pesawat 737 MAX. Dan ini merupakan jawaban dari rencana untuk membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan pemotongan produksi.


Pada 18 Agustus 2020, CEO Dave Calhoun mengumumkan lebih jauh tentang PHK. Pada 28 Oktober 2020, sebanyak 30.000 karyawan diberhentikan karena perusahaan ini terus merugi akibat pandemi COVID-19.


Boeing 777X, pesawat twinjet dengan kapasitas terbesar, melakukan penerbangan pertamanya pada 25 Januari 2020. Diikuti dengan insiden tes penerbangan, sehingga diperkirakan pengiriman pesawat ditunda sampai tahun 2024.


Setelah dua kecelakaan fatal dari Boeing 737 MAX, pesawat penumpang bertubuh ramping di tahun 2018 dan 2019, regulasi maskapai dan penerbangan dunia menghentikan penerbangan pesawat 737 MAX. Totalnya ada 387 pesawat yang dihentikan. Reputasi, bisnis dan keuangan Boeing menjadi terpuruk setelah kejadian tersebut, yang kemudian mempertanyakan bagaimana strategi Boeing, kepemimpinan, dan fokus pada laba dan efisiensi.


Pada bulan Mei 2022, Boeing mengumumkan rencana untuk memindahkan markas globalnya dari Chicago ke Arlington, Virginia, daerah pinggiran kota Washington, D.C. Perusahaan mengatakan bahwa keputusan ini dibuat agar bisa lebih dekat dengan pelanggan dan pemegang saham dan aksesnya ke insinyur dan teknisi.

0 Response to "Menguak Sejarah Berdirinya Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia"

Posting Komentar