Masih Bingung dengan Aturan Debet dan Kredit dalam Akuntansi ? Simak Penjelasan Logisnya Disini !

Dalam akuntansi Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Debit dan Kredit. Kedua kata ini selalu terikat dalam akuntansi pada hampir semua kondisi. Debit berasal dari bahasa latin Debere yang berarti pencatatan akuntansi dimana aset dan biaya mengalami peningkatan. Sedangkan kredit berasal dari kata kredere yang berarti pencatatan akuntansi dimana utang (liabilitas) dan modal (ekuitas) mengalami peningkatan. Sebenarnya secara sederhana Debit dan Kredit merupakan dua kata yang berfungsi memecah suatu aktifitas ekonomi atau transaksi menjadi dua bagian. 


Seperti yang kita ketahui, pencatatan akuntansi menggunakan sistem berpasangan (double entry), dimana setiap ada satu jurnal maka akan ada jurnal lain sebagai pasangannya. Ini mirip seperti hukum sebab akibat. Contohnya seperti saat Anda membeli Sepeda Motor, maka pembelian sepeda motor disini akan mengakibatkan uang Anda berkurang. Cara pencatatan akuntansinya adalah sepeda motor dimasukkan ke kolom debit sedangkan uang (kas) dimasukkan ke kolom kredit sejumlah harga sepeda motor tadi. Misal harga sepeda motornya Rp. 25.000.000 maka jika di jurnal akan seperti ini :


No

Keterangan

Debit

Kredit

1.

Sepeda motor

          Kas

25.000.000

 

25.000.000


Begitulah cara kerjanya, setiap transaksi dalam jurnal selalu memiliki pasangan. Layaknya kehidupan, ada manis ada pahit, ada positif ada negatif, ada besar ada kecil, ada cantik ada jelek, ada tinggi ada pendek, ada kaya ada miskin dan sebagainya. Debit dan kredit sama halnya dengan kehidupan, jika Anda mendapatkan barang pasti ada penyebabnya, mungkin karena Anda menyerahkan uang kepada orang lain, atau karena orang tersebut memiliki utang pada Anda. Dalam akuntansi aturan debit dan kredit adalah sebagai berikut :

Tipe Akun

Debit

Kredit

Jenis Akun Awal

Aset

Bertambah

Berkurang

Debit

Utang (Liabilitas)

Berkurang

Bertambah

Kredit

Modal (Ekuitas)

Berkurang

Bertambah

Kredit

Pendapatan

Berkurang

Bertambah

Kredit

Beban/Biaya

Bertambah

Berkurang

Debit

Pembelian

Bertambah

Berkurang

Debit

Penjualan

Berkurang

Bertambah

Kredit

Penyusutan

Bertambah

Berkurang

Debit

Akumulasi Penyusutan

Berkurang

Bertambah

Kredit

Hibah

Bertambah

Berkurang

Debit

Pendapatan Hibah

Berkurang

Bertambah

Kredit


Dari aturan/rumus diatas Anda pasti bertanya-tanya, mengapa kok bisa begitu? Mengapa Aset bertambah di sisi debit, mengapa pendapatan bertambah malah di sisi kredit, mengapa modal bertambah ada di sisi kredit, dan sebagainya. Sebenarnya semua itu patokannya hanya satu, yaitu aset. Aturannya adalah “Pasangan yang menambah aset maka dia ditempatkan di sisi kredit, begitu juga sebaliknya, pasangan yang mengurangi aset maka dia akan ditempatkan di sisi debit”. Dengan mengikuti patokan ini maka semuanya akan terjawab.

Misal, kenapa utang bertambah ditaruh di sisi kredit? Karena saat Anda utang maka Anda akan menerima uang (kas), kas disini termasuk aset. Kas jika bertambah akan masuk debet, karena debet sudah ditempati kas maka pasangannya yaitu utang secara otomatis akan ditaruh di sisi kredit.

Kenapa pendapatan jika bertambah ada di sisi kredit? Karena jika Anda menerima pendapatan pasti akan menerima uang (kas), kas dalam hal ini termasuk aset. Kas jika bertambah akan berada di sisi debet, karena sisi debit sudah ditempati kas, maka secara otomatis pendapatan akan ditaruh di kredit.

Kenapa modal termasuk akun kredit? Karena jika misalnya modal Anda bertambah, misal dapat tanah, maka tanah yang mana merupakan aset akan bertambah, jika tanah bertambah maka tanah dimasukkan ke debit, jika debit sudah ditempati tanah, maka secara otomatis modal ditaruh di kredit.

Kenapa biaya termasuk akun kredit? Karena biaya mengurangi aset (yaitu kas), misal Anda membayar listrik, maka akan dijurnal biaya listrik sekian, pembayaran biaya listrik akan mengurangi uang Anda (kas), maka kas akan ditaruh di sisi kredit karena berkurang, karena kredit sudah ditempati kas, maka secara otomatis biaya akan masuk ke sisi debit.

Begitulah logikanya, jadi cari terlebih dahulu apakah aset atau kasnya berkurang? Jika berkurang maka pasangannya akan ditaruh di debit, sebaliknya jika aset atau kasnya bertambah, maka pasangannya akan ditaruh di kredit. Alasan seperti ini akan bisa menjawab semua permasalahan terkait penempatan debit atau kredit dalam akuntansi. Selamat mencoba.

0 Response to "Masih Bingung dengan Aturan Debet dan Kredit dalam Akuntansi ? Simak Penjelasan Logisnya Disini !"

Posting Komentar