Menguak Sejarah Uang dan Pembuatannya

 

Uang merupakan suatu barang yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk barang dan layanan dan pelunasan utang, seperti pajak, dalam konteks nagara atau ekonomi tertentu. Tujuan utama dari uang adalah sebagai alat tukar, unit akun, penyimpan nilai dan kadang-kadang sebagai standar pembayaran yang ditangguhkan. Alat penyimpan dan pembayaran resmi seperti ini disebut sebagai uang. 


Uang dulunya berasal dari fenomena pasar yang menjual barang komoditas, tapi hampir semua sistem uang modern berdasarkan uang datar. Uang datar, seperti cek atau surat utang, tidak menggunakan nilai sebagai komoditas fisik. Uang ini nilainya berasal dari pengesahan dari pemerintah untuk digunakan sebagai pembayaran yang sah. Karena itu, alat ini harus diterima sebagai bentuk pembayaran dengan persetujuan dari negara, untuk umum maupun pribadi. Uang palsu bisa menyebabkan uang asli kehilangan nilai.


Pasokan uang di suatu negara terdiri atas mata uang (uang kertas dan koin) dan tergantung pada definisi tertentu yang digunakan, satu atau lebih tipe uang bank (saldo yang disimpan pada rekening giro, tabungan dan rekening bank lainnya). Uang bank yang terdiri hanya pada catatan (kebanyakan terkomputerisasi dalam bank modern), sejauh ini merupakan bagian terbesar dari uang di negara maju.


Sejarah 

Penggunaan sistem barter berlangsung sekitar 100.000 tahun yang lalu, meskipun tidak ada bukti bahwa pada masyarakat atau ekonomi yang mengandalkan keutamaan pada barter. Namun, masyarakat non moneter mengendalikan sebagian besar prinsip ekonomi memberi dan utang. Saat barter terjadi, itu biasanya antara orang asing atau musuh. 


Banyak budaya di seluruh dunia pada akhirnya mengembangkan uang komoditas. Shekel (uang koin) mesopotamia merupakan satuan berat dan mengandalkan massa sesuatu seperti 160 butir barley. Penggunaan pertama dari ketentuan tersebut datang dari Mesopotamia sekitar Tahun 3000 SM. Masyarakat di Amerika, Asia, Afrika dan Australia menggunakan uang yang terbuat dari cangkang keong laut. Menurut Herodotus, penduduk Lydia merupakan orang pertama yang memperkenalkan koin emas dan perak. Para peneliti memperkirakan bahwa uang koin pertama kali dicetak pada tahun 650 sampai 600 SM.


Sistem uang komoditas pada akhirnya berevolusi menjadi sistem uang perwakilan. Ini terjadi karena penjual emas dan perak atau bank akan menerbitkan tanda terima pada nasabahnya. Pada akhirnya tanda terima tersebut menjadi diterima secara umum sebagai alat pembayaran dan digunakan uang sekarang. Uang kertas atau uang bank pertama kali digunakan di Cina selama kepemimpinan Dinasti Song. Uang kertas tersebut dinamakan “jiaozi”, yang merupakan evolusi dari surat pinjaman yang telah digunakan semenjak tahun 7 SM. Namun, uang tersebut tidak menggantikan uang komoditas dan tetap digunakan bersamaan dengan koin. Di tahun 13 SM, uang kertas menjadi terkenal di Eropa melalui rekening  pada penjelajah, seperti Marco Polo dan William of Rubruck. 


Rekening uang kertas Marco Polo selama Dinasti Yuan merupakan subjek pada bab bukunya, Sang Penjelajah  Marco Polo, yang berjudul “Bagaimana Kaan yang agung mengubah kulit pohon menjadi kertas untuk dijadikan uang di Negaranya”. 


Uang Bank pertama diterbitkan di Eropa oleh Stockholms Banco di tahun 1661 dan juga digunakan bersamaan dengan koin. Standar emas merupakan sistem moneter dimana media pertukaran merupakan uang kertas yang dapat diubah menjadi pre-set, sejumlah emas yang tetap, yang menggantikan penggunaan koin emas sebagai mata uang di abad 17-19 M. Uang kertas berstandar emas tersebut dibuat sebagai alat pembayaran yang sah, dan penebusan menjadi koin emas tidak diperbolehkan. 


Di awal tahun 2000 an, hampir semua negara mengadopsi standar emas, mengembalikan sistem pembayaran mereka dengan emas tetap. Setelah Perang Dunia II dan Konferensi Bretton Woods, banyak negara mengadopsi mata uang fiat yang ditetapkan pada dollar Amerika Serikat. Dollar Amerika Serikat pada akhirnya tetap berdandar pada emas. 


Di tahun 1971, pemerintah Amerika Serikat menonaktifkan kemampuan tukar uang dollar U.S. ke emas, dan kebanyakan mata uang di dunia menjadi tidak didukung oleh apapun kecuali fiat pemerintah atau alat tukar resmi dan kemampuan untuk mengubah menjadi barang lewat pembelian. Menurut pendukung teori uang modern, uang fiat juga disokong oleh pajak. Dengan mewajibkan pajak, negara membuat permintaan untuk mata uang yang diterbitkan. 


Fungsi Uang

Uang dan Mekanisme Pertukawan (1875), William Stanley Jevons secara luas menganalisis uang dalam empat fungsi, sebagai media tukar, pengukur nilai secara umum, standar nilai (atau standar pembayaran yang ditangguhkan) dan penyimpan nilai. Di tahun 1919, empat fungsi Jevon diringkas dalam kalimat: Fungsi uang ada 4, yaitu sebagai media, pengukuran, standar dan penyimpanan. 


Kalimat tersebut kemudian menjadi populer dalam buku ekonomi makro. Buku paling modern sekarang mencantumkan hanya tiga fungsi, yaitu media pertukaran, unit akun, dan penyimpan nilai, tidak mencantumkan standar pembayaran ditangguhkan sebagai fungsi tersendiri, akan tetapi memasukkannya dalam fungsi tersebut.


Ada banyak sejarah perselisihan mengenai kombinasi fungsi uang, sebagian membantah bahwa hal tersebut perlu lebih banyak pemisahan dan satu unit tidak cukup untuk menjelaskan semuanya. Salah satu argumennya bahwa peran uang sebagai media pertukaran konflik dengan perannya sebagai penyimpan nilai. Perannya sebagai penyimpan nilai mewajibkannya untuk menahannya tanpa menghabiskannya. 


Sedangkan perannya sebagai media pertukaran mewajibkannya untuk beredar. Yang lainnya membantah bahwa menyimpan nilai hanyalah penundaan penukaran, tapi tidak mengurangi fakta bahwa uang adalah media pertukaran yang bisa dibawa baik melalui ruang dan waktu. Istilah “modal keuangan” lebih umum dan termasuk dalam semua instrumen cair, entah itu tender yang diakui secara seragam atau tidak.


Alat Pembayaran

Saat uang digunakan sebagai perantara pertukaran barang dan jasa, uang memberikan fungsi sebagai alat pembayaran. Dengan demikian akan menghindari ketidakefisienan sistem barter, seperti ketidakmampuan untuk memastikan secara permanen “keinginan tiba-tiba”. Contohnya, diantara dua pihak dalam sistem barter, satu pihak tidak ingin memiliki atau membuat barang yang diinginkan orang lain, yang menandakan ketiadaan keinginan tiba-tiba. 


Dengan adanya media pertukaran dapat meringankan masalah ini, karena pendahulunya dapat memiliki kebebasan untuk menghabiskan waktu pada barang yang lain, bukannya membebani seseorang hanya untuk melayani keinginan-keinginan yang yang telah berlalu. Sementara itu, selanjutnya dapat menggunakan alat pembayaran untuk mencari pihak yang bisa memberikan mereka barang yang mereka mau.


Ukuran Nilai

Satuan akun (dalam ekonomi) merupakan unit standar moneter numerik dari pengukuran dari nilai pasar barang, layanan, dan transaksi lainnya. Juga diketahui sebagai ‘ukuran” atau “standar” dari nilai relatif dan piutang, unit akun merupakan prasyarat penting dari perumusan perjanjian komersial yang melibatkan utang.


Uang berperan sebagai ukuran standar dan denominasi umum perdagangan. Dengan demikian uang menjadi dasar untuk menawar harga. Hal ini penting untuk mengembangkan sistem akuntansi yang efisien.


Standar Pembayaran yang Ditangguhkan

Selagi standar pembayaran yang ditangguhkan dibedakan oleh beberapa teks, terutama yang tua, teks lain menggolongkan hal ini ke dalam fungsi lain. Sebuah standar pembayaran yang ditangguhkan merupakan cara yang diakui untuk melunasi utang, sebuah unit dimana utang mata uang, dan status uang sebagai alat pembayaran yang sah, dalam yuridiksi tersebut yang memiliki konsep ini, yang menyatakan bahwa itu dapat berfungsi melunasi utang. Saat utang dibayar dengan uang, nilai asli dari utang bisa berubah dikarenakan inflasi dan deflasi, dan untuk utang negara dan utang internasional melalui penurunan nilai dan devaluasi.


Penyimpan Nilai

Untuk berperan sebagai penyimpan nilai, uang harus bisa diandalkan, disimpan dan diambil kembali. Dan bisa berguna sebagai alat pembayaran saat diambil kembali. Nilai uang juga harus tetap stabil sepanjang waktu. Ada yang berpendapat bahwa inflasi, dengan mengurangi nilai uang, melemahkan kemampuan uang untuk menyimpan nilai.


Fungsi Uang

Untuk memenuhi berbagai macam fungsinya, uang harus memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu;

  • Kesesuaian: unit uang harus bisa saling mengantikan (ditukar)
  • Ketahanan: uang bisa bertahan saat digunakan berulang-ulang
  • Divisibilitas: uang dapat dibagi menjadi unit-unit kecil
  • Portabilitas: uang mudah dibawa dan diangkut   
  • Dikenal: uang memiliki nilai yang mudah untuk diidentifikasi
  • Scarcity: Peredarannya harus dibatasi


Pasokan Uang

Dalam ekonomi, uang merupakan instrumen keuangan yang bisa memenuhi fungsi uang (seperti yang telah disebutkan di atas). Instrumen keuangan tersebut bersama-sama disebut sebagai pasokan uang ekonomi. Dengan kata lain, pasokan uang merupakan sejumlah instrumen keuangan dalam perekonomian tertentu yang tersedia untuk membeli barang atau jasa. Karena pasokan uang terdiri atas berbagai instrumen keuangan (biasanya mata uang, deposit permintaan, dan berbagai tipe deposit lain), jumlah uang dalam ekonomi dihitung dengan menambahkan bersama instrumen keuangan dengan membuat keseluruhan moneter.


Teori moneter modern membedakan antara berbagai cara untuk mengukur pasokan uang, yang dicerminkan dalam tipe agregat moneter yang berbeda, menggunakan sistem kategorisasi yang berfokus pada likuiditas pada instrumen keuangan yang digunakan sebagai uang. Agregat moneter yang paling umum secara konvensional dibagi kedalam M1, M2, dan M3. 


Berikut ini urutan kategori agregatnya: M1 merupakan mata uang (koin dan kertas) ditambah giro (seperti rekening koran), M2 adalah M1 ditambah rekening tabungan dan deposito berjangka dengan nilai dibawah $100.000, M3 adalah M2 ditambah deposito berjangka yang lebih besar dan rekekning institusional serupa. M1 hanya terdiri atas instrumen keuangan yang paling likuid, dan instrumen M3 yang relatif tidak likuid. Definisi yang tepat dari M1, M2, dll, bisa berbeda di berbagai negara.


Pengukuran uang lainnya, M0 , juga digunakan. Tidak seperti pengukuran lainnya, M0 tidak mewakili daya beli aktual pada perusahaan dan rumah tangga dalam ekonomi. M0 merupakan uang pokok, atau jumlah uang sesungguhnya yang diterbitkan bank sentral pada suatu negara. M0 diukur sebagai mata uang ditambah deposito bank dan institusi lainnya pada bank sentral. M0 juga merupakan satu-satunya uang yang bisa memenuhi persyaratan cadangan bank umum. 


Pembuatan Uang

Dalam sistem ekonomi saat ini, uang dibuat dengan dua prosedur:

1. Tender Resmi atau Uang Terbatas (M0) merupakan uang yang dibuat oleh Bank Sentral dengan mencetak uang koin dan kertas.

2. Uang Bank, atau Uang Global (M1/M2) merupakan uang yang dibuat oleh bank privat melalui penyimpanan utang sebagai deposit pinjaman pelanggan, dengan dukungan sebagian yang ditunjukkan oleh rasio kas. Saat ini, bank uang membuat uang elektronik.


Pada kebanyakan negara, sebagian besar uang dibuat berupa M1/M2 oleh bank pinjaman komersial. Berbeda dengan beberapa kesalahpahaman populer, bank tidak bertindak dengan mudah sebagai perantara, meminjamkan deposito yang disimpan oleh penabung, dan tidak bergantung pada uang bank sentral (M0) untuk membuat pinjaman dan deposito baru.


Likuiditas Pasar

Likuiditas Pasar dideskripsikan sebagai seberapa mudahnya suatu barang bisa diperdagangkan untuk mendapatkan barang lain, atau pada mata uang umum dalam ekonomi. Uang merupakan aset paling likuid karena secara universal diakui dan diterima sebagai mata uang umum. Dalam hal ini, uang memberikan konsumen kebebasan untuk melakukan jual beli barang dan jasa dengan mudah tanpa harus barter.


Instrumen keuangan yang liquid merupakan sesuatu yang mudah diperjualbelikan dan memiliki biaya biaya transaksi yang rendah. Akan ada tidak (atau minimal) sebaran diantara harga untuk membeli dan menjual instrumen yang digunakan sebagai uang.


Tipe Uang

Komoditas

Banyak item yang digunakan sebagai uang komoditas seperti logam mulia yang langka, kulit kerang, barley, manik-manik, dll. Begitu juga dengan hal lain yang dianggap memliki nilai. Uang komoditas datang dari komoditas dimana ia dibuat. Komoditas sendiri merupakan uang, dan uang adalah komoditas.


Contoh dari komoditas yang digunakan sebagai media pertukaran diantaranya emas, perak, tembaga, nasi, wampum, garam, merica, batu besar, sabuk hias, cangkang, alkohol, rokok, ganja, permen, dll. Barang-barang tersebut terkadang digunakan dalam metrik nilai yang dirasakan dalam hubungan satu sama lain, dalam berbagai jenis penilaian atau ekonomi sistem harga. Penggunaan uang komoditas adalah serupa dengan barter, tapi uang komoditas memberikan unit akun yang sederhana dan otomatis untuk komoditas yang digunakan sebagai uang. 


Meskipun beberapa uang koin seperti Krugerrand dianggap sebagai alat pembayaran yang sah, tidak ada catatan pada nilai nominalnya pada kedua sisi koin. Alasan untuk ini adalah bahwa penekanan diberikan pada hubungan langsung mereka dengan nilai yang berlaku pada kandung emas murni. American Eagle. Dicetak dengan kandungan emas dan nilai nominal pembayaran yang sah.


Representative

Pada tahun 1875, ekonom Inggris William Stanley Jevons menggambarkan uang yang digunakan pada saat itu sebagai "uang perwakilan". Uang perwakilan adalah uang yang terdiri dari koin token, uang kertas atau token fisik lainnya seperti sertifikat, yang dapat ditukarkan dengan sejumlah komoditas tertentu seperti emas atau perak. Nilai uang representatif berdiri dalam hubungan langsung dan tetap dengan barang-dagangan yang mendukungnya. Sementara itu, uang sendiri tidak tersusun dari barang-dagangan tersebut.


Fiat

Uang fiat atau mata uang fiat adalah uang yang nilainya tidak diturunkan dari nilai intrinsik atau jaminan apa pun bahwa uang itu dapat diubah menjadi komoditas yang berharga (seperti emas). Sebaliknya, ia hanya memiliki nilai atas perintah pemerintah (fiat). Biasanya, pemerintah menyatakan mata uang fiat (biasanya uang kertas dan koin dari bank sentral, seperti Federal Reserve System di AS) sebagai alat pembayaran yang sah, sehingga membuat siapa saja melanggar hukum jika tidak menerima mata uang fiat sebagai alat pembayaran yang sah.


Beberapa koin emas batangan seperti Australian Gold Nugget dan American Eagle adalah alat pembayaran yang sah, namun, mereka digunakan berdasarkan harga pasar kandungan logam sebagai komoditas, ketimbang nilai nominalnya (yang biasanya hanya sebagian kecil dari nilai emas).


Uang fiat, jika secara fisik direpresentasikan dalam bentuk mata uang (kertas atau koin), dapat secara tidak sengaja rusak atau hancur. Namun, uang fiat memiliki keunggulan dibandingkan uang perwakilan atau komoditas, karena undang-undang yang sama yang menciptakan uang juga dapat menentukan aturan untuk penggantiannya jika terjadi kerusakan atau kehancuran. 


Misalnya, pemerintah A.S. akan mengganti Federal Reserve Notes (uang fiat A.S.) yang hancur jika setidaknya setengah dari catatan fisik dapat direkonstruksi, atau jika dapat dibuktikan telah dihancurkan. Sebaliknya, uang komoditas yang telah hilang atau musnah tidak dapat diperoleh kembali.


Koin

Faktor-faktor ini menyebabkan pergeseran penyimpan nilai menjadi logam itu sendiri: pada awalnya perak, kemudian perak dan emas, dan pada satu titik ada juga perunggu. Sekarang kita memiliki koin tembaga dan logam tidak berharga lainnya sebagai koin. Logam ditambang, ditimbang, dan dicap menjadi koin. Ini untuk meyakinkan orang yang mengambil koin bahwa dia mendapatkan logam mulia dengan berat tertentu yang diketahui. 


Koin dapat dipalsukan, tetapi mereka juga menciptakan unit akun baru, yang membantu mengarah ke perbankan. Prinsip Archimedes menyediakan tautan berikutnya: koin sekarang dapat dengan mudah diuji untuk berat logamnya yang halus, dan dengan demikian nilai koin dapat ditentukan, bahkan jika telah dipotong, diperkecil atau dirusak.


Di sebagian besar sistem ekonomi mayoritas menggunakan mata uang, tembaga, perak, dan emas membentuk tiga tingkatan koin. Koin emas digunakan untuk pembelian besar, pembayaran militer, dan dukungan kegiatan negara. Koin perak digunakan untuk transaksi menengah, dan sebagai unit akun untuk pajak, iuran, kontrak, dan kesetiaan, sedangkan koin tembaga mewakili mata uang transaksi umum. 


Sistem ini telah digunakan di India kuno sejak zaman Mahajanapada. Di Eropa, sistem ini diterapkan selama periode abad pertengahan karena hampir tidak ada emas, perak, atau tembaga baru yang diperkenalkan melalui penambangan atau penaklukan. Dengan demikian, rasio keseluruhan dari tiga mata uang tetap setara. 


Kertas

Di Cina pramodern, kebutuhan akan kredit dan untuk mengedarkan media yang lebih ringan daripada menukar ribuan koin tembaga menyebabkan diperkenalkannya uang kertas, yang sekarang dikenal sebagai "uang kertas". Fenomena ekonomi ini merupakan proses yang lambat dan bertahap yang terjadi dari akhir Dinasti Tang (618–907) hingga Dinasti Song (960–1279). Ini dimulai sebagai sarana bagi para pedagang untuk menukar mata uang besar dengan tanda terima setoran yang dikeluarkan sebagai surat promes dari toko-toko grosir, catatan yang berlaku untuk penggunaan sementara di wilayah regional kecil. 


Pada abad ke-10, pemerintah Dinasti Song mulai mengedarkan uang kertas ini di antara para pedagang di industri garam mereka yang dimonopoli. Pemerintah Song memberikan beberapa toko hak tunggal untuk mengeluarkan uang kertas, dan pada awal abad ke-12 pemerintah akhirnya mengambil alih toko-toko ini untuk memproduksi mata uang yang dikeluarkan negara. 


Namun uang kertas yang dikeluarkan masih berlaku secara regional dan sementara, baru pada pertengahan abad ke-13, masalah uang kertas pemerintah yang standar dan seragam dibuat menjadi mata uang nasional yang dapat diterima. Metode pencetakan balok kayu yang sudah tersebar luas dan kemudian pencetakan tipe bergerak Pi Sheng pada abad ke-11 adalah dorongan untuk produksi besar-besaran uang kertas di Tiongkok pramodern. 


Pada sekitar waktu yang sama di dunia Islam abad pertengahan, ekonomi moneter yang kuat diciptakan selama abad ke-7-12 atas dasar tingkat sirkulasi mata uang bernilai tinggi yang stabil (dinar). Inovasi yang diperkenalkan oleh para ekonom, pedagang dan saudagar di dunia Muslim termasuk penggunaan awal kredit, cek, rekening tabungan, rekening transaksional, pinjaman, trust, nilai tukar, transfer kredit dan utang, dan lembaga perbankan untuk pinjaman dan deposito.


Di Eropa, uang kertas pertama kali diperkenalkan di Swedia pada tahun 1661. Swedia kaya akan tembaga, oleh karena itu, karena nilai tembaga yang rendah, koin yang sangat besar (seringkali beratnya beberapa kilogram) harus dibuat. 


Keuntungan mata uang kertas sangat banyak: mengurangi pengangkutan emas dan perak, dan dengan demikian menurunkan risiko; itu membuat peminjaman emas atau perak dengan bunga lebih mudah karena spesimen (emas atau perak) tidak pernah meninggalkan milik pemberi pinjaman sampai orang lain menebusnya, hal itu membuat pembagian mata uang menjadi kredit dan bentuk yang didukung. Dan memungkinkan penjualan saham di perusahaan saham gabungan, dan penebusan saham tersebut di kertas.


Namun, keuntungan ini diadakan dalam kerugian mereka. Pertama, karena uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik, tidak ada yang bisa menghentikan otoritas penerbit untuk mencetak lebih banyak daripada yang mereka miliki untuk mendukungnya. Kedua, karena ia meningkatkan jumlah uang beredar, ia meningkatkan tekanan inflasi, sebuah fakta yang diamati oleh David Hume pada abad ke-18. Hasilnya adalah uang kertas sering menyebabkan gelembung inflasi, yang bisa runtuh jika orang mulai menuntut uang tunai, menyebabkan permintaan uang kertas turun ke nol. 


Pencetakan uang kertas juga dikaitkan dengan perang, dan pembiayaan perang, dan karena itu dianggap sebagai bagian dari mempertahankan pasukan tetap. Untuk alasan ini, mata uang kertas diadakan dalam kecurigaan dan permusuhan di Eropa dan Amerika. Itu juga membuat ketagihan karena keuntungan spekulatif perdagangan dan penciptaan modal cukup besar. Negara-negara besar mendirikan percetakan uang untuk mencetak uang dan koin, dan cabang perbendaharaan mereka untuk mengumpulkan pajak dan menyimpan persediaan emas dan perak.


Pada saat ini baik perak dan emas dianggap sebagai alat pembayaran yang sah, dan diterima oleh pemerintah untuk pajak. Namun, ketidakstabilan rasio antara keduanya tumbuh selama abad ke-19, dengan peningkatan pasokan logam ini, khususnya perak, dan perdagangan. Ini disebut bimetalisme dan upaya untuk menciptakan standar bimetal di mana mata uang yang didukung emas dan perak tetap beredar menduduki upaya inflasionis. Pemerintah pada titik ini dapat menggunakan mata uang sebagai instrumen kebijakan, mencetak mata uang kertas seperti dolar Amerika Serikat, untuk membayar pengeluaran militer. Mereka juga dapat menetapkan persyaratan di mana mereka akan menukarkan uang kertas untuk mata uang tertentu, dengan membatasi jumlah pembelian, atau jumlah minimum yang dapat ditukarkan.


Pada tahun 1900, sebagian besar negara-negara industri menggunakan beberapa bentuk standar emas, dengan uang kertas dan koin perak yang merupakan media sirkulasi. Bank swasta dan pemerintah di seluruh dunia mengikuti hukum Gresham: tetap membayar emas dan perak tetapi membayar dalam bentuk nota. Ini tidak terjadi di seluruh dunia pada waktu yang sama, tetapi terjadi secara sporadis, umumnya pada masa perang atau krisis keuangan, dimulai pada awal abad ke-20 dan berlanjut di seluruh dunia hingga akhir abad ke-20, ketika rezim mata uang fiat mengambang mulai berlaku. Salah satu negara terakhir yang melepaskan diri dari standar emas adalah Amerika Serikat pada tahun 1971.


Tidak ada negara mana pun di dunia saat ini yang memiliki standar emas atau sistem mata uang standar perak yang dapat ditegakkan.


Bank Komersial

Uang bank umum atau giro adalah tagihan terhadap lembaga keuangan yang dapat digunakan untuk pembelian barang dan jasa. Rekening giro adalah rekening yang dananya dapat ditarik setiap saat dengan cek atau penarikan tunai tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada bank atau lembaga keuangan. Bank memiliki kewajiban hukum untuk mengembalikan dana yang disimpan dalam giro segera setelah diminta (atau 'di panggil'). Penarikan giro dapat dilakukan secara langsung, melalui cek atau wesel, menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM), atau melalui perbankan online.


Uang bank komersial dibuat melalui perbankan cadangan fraksional, praktik perbankan di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil dari simpanan mereka sebagai cadangan (sebagai uang tunai dan aset yang sangat likuid lainnya) dan meminjamkan sisanya, sambil mempertahankan kewajiban simultan untuk menebus semua simpanan ini atas permintaan.


Uang bank komersial berbeda dari komoditas dan uang fiat dalam dua cara: pertama, non-fisik, karena keberadaannya hanya tercermin dalam buku besar bank dan lembaga keuangan lainnya, dan kedua, ada beberapa elemen risiko yang akan diklaim oleh klaim. tidak dapat dipenuhi jika lembaga keuangan menjadi pailit. 


Proses perbankan cadangan fraksional memiliki efek kumulatif dari penciptaan uang oleh bank komersial, karena memperluas jumlah uang beredar (uang tunai dan giro) di luar apa yang seharusnya. Karena prevalensi perbankan cadangan fraksional, jumlah uang beredar di sebagian besar negara adalah kelipatan (lebih besar dari 1) dari jumlah uang primer yang dibuat oleh bank sentral negara tersebut. Kelipatan itu (disebut pengganda uang) ditentukan oleh persyaratan cadangan atau persyaratan rasio keuangan lainnya yang diberlakukan oleh regulator keuangan.


Jumlah uang beredar suatu negara biasanya dianggap sebagai jumlah total mata uang yang beredar ditambah nilai total dari giro dan tabungan di bank-bank komersial di negara tersebut. Dalam ekonomi modern, relatif sedikit dari jumlah uang beredar dalam mata uang fisik. Misalnya, pada bulan Desember 2010 di AS, dari $8853,4 miliar dalam jumlah besar uang beredar (M2), hanya $915,7 miliar (sekitar 10%) yang terdiri dari koin fisik dan uang kertas.


Digital atau Elektronik

Perkembangan teknologi komputer pada paruh kedua abad ke-20 memungkinkan uang direpresentasikan secara digital. Pada tahun 1990, di Amerika Serikat semua uang yang ditransfer antara bank sentral dan bank komersial dalam bentuk elektronik. Pada tahun 2000-an sebagian besar uang ada sebagai mata uang digital di database bank. Pada 2012, berdasarkan jumlah transaksi, 20 hingga 58 persen transaksi dilakukan secara elektronik (tergantung negara).


Mata uang digital non-nasional dikembangkan pada awal 2000-an. Secara khusus, Flooz dan Beenz telah mendapatkan momentum sebelum gelembung Dot-com. Tidak banyak inovasi terjadi sampai konsepsi Bitcoin pada tahun 2008, yang memperkenalkan konsep cryptocurrency – mata uang tanpa kepercayaan yang terdesentralisasi.


Kebijakan Moneter

Ketika emas dan perak digunakan sebagai uang, jumlah uang beredar hanya dapat tumbuh jika persediaan logam-logam ini ditingkatkan melalui penambangan. Tingkat kenaikan ini akan semakin cepat selama periode demam emas dan penemuan, seperti ketika Columbus menemukan Dunia Baru dan membawa kembali emas dan perak ke Spanyol, atau ketika emas ditemukan di California pada tahun 1848. 


Hal ini menyebabkan inflasi, seperti nilai emas turun. Namun, jika laju penambangan emas tidak dapat mengikuti pertumbuhan ekonomi, emas menjadi relatif lebih berharga, dan harga (dalam mata uang emas) akan turun sehingga menyebabkan deflasi. Deflasi adalah situasi yang lebih umum selama lebih dari satu abad ketika emas dan uang kertas yang didukung oleh emas digunakan sebagai uang pada abad ke-18 dan ke-19.


Sistem moneter modern didasarkan pada uang kertas dan tidak lagi terikat pada nilai emas. Pengendalian jumlah uang dalam perekonomian dikenal sebagai kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah proses dimana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter mengelola jumlah uang beredar untuk mencapai tujuan tertentu. 


Biasanya, tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk mengakomodasi pertumbuhan ekonomi dalam lingkungan harga yang stabil. Misalnya, dengan jelas dinyatakan dalam Undang-Undang Federal Reserve bahwa Dewan Gubernur dan Komite Pasar Terbuka Federal harus berusaha "untuk mempromosikan secara efektif tujuan pekerjaan maksimum, harga yang stabil, dan suku bunga jangka panjang yang moderat."


Kebijakan moneter yang gagal dapat memiliki efek merugikan yang signifikan pada ekonomi dan masyarakat yang bergantung padanya. Ini termasuk hiperinflasi, stagflasi, resesi, pengangguran tinggi, kekurangan barang impor, ketidakmampuan untuk mengekspor barang, dan bahkan keruntuhan moneter total dan penerapan ekonomi barter yang jauh lebih tidak efisien. Ini terjadi di Rusia, misalnya, setelah runtuhnya Uni Soviet.


Pemerintah dan bank sentral telah mengambil pendekatan regulasi dan pasar bebas terhadap kebijakan moneter. Beberapa alat yang digunakan untuk mengontrol jumlah uang beredar antara lain: 

  • Mengubah tingkat bunga di mana bank sentral meminjamkan uang ke (atau meminjam uang dari) bank komersial
  • Pembelian atau penjualan mata uang
  • Meningkatkan atau menurunkan pinjaman pemerintah
  • Meningkatkan atau menurunkan pengeluaran pemerintah
  • Manipulasi nilai tukar
  • Menaikkan atau menurunkan persyaratan cadangan bank
  • Peraturan atau larangan mata uang pribadi
  • Perpajakan atau keringanan pajak atas impor atau ekspor modal ke suatu negara


Di AS, Federal Reserve bertanggung jawab untuk mengendalikan jumlah uang beredar, sedangkan di kawasan Euro lembaga yang bersangkutan adalah Bank Sentral Eropa. Bank sentral lain yang memiliki dampak signifikan terhadap keuangan global adalah Bank of Japan, People's Bank of China dan Bank of England.


Selama bertahun-tahun banyak kebijakan moneter dipengaruhi oleh teori ekonomi yang dikenal sebagai monetarisme. Monetarisme adalah teori ekonomi yang berpendapat bahwa pengelolaan jumlah uang beredar harus menjadi sarana utama untuk mengatur kegiatan ekonomi. Stabilitas permintaan uang sebelum tahun 1980-an merupakan temuan kunci Milton Friedman dan Anna Schwartz yang didukung oleh karya David Laidler, dan banyak lainnya. Sifat permintaan uang berubah selama tahun 1980-an karena faktor teknis, kelembagaan, dan hukum dan pengaruh monetarisme sejak itu menurun.


Tempat

Definisi uang mengatakan itu adalah uang hanya dalam "konteks negara atau sosial ekonomi tertentu". Secara umum, masyarakat hanya menggunakan satu ukuran nilai, yang dapat diidentifikasi dalam harga barang yang terdaftar untuk dijual. Mungkin ada beberapa media pertukaran, yang dapat diamati dengan apa yang diberikan untuk membeli barang ("media of exchange"), dll. Di sebagian besar negara, pemerintah bertindak untuk mendorong bentuk uang tertentu, seperti mewajibkannya untuk pajak dan menghukum penipuan.


Beberapa tempat mempertahankan dua atau tiga mata uang, terutama di kota-kota perbatasan atau daerah-daerah perjalanan tinggi. Toko di lokasi ini mungkin mencantumkan harga dan menerima pembayaran dalam berbagai mata uang. Jika tidak, mata uang asing diperlakukan sebagai aset keuangan di pasar lokal. Mata uang asing biasanya dibeli atau dijual di pasar valuta asing oleh para pelancong dan pedagang.


Masyarakat dapat menukar uang yang mereka gunakan, yang dikenal dengan istilah substitusi mata uang. Ini bisa terjadi dengan sengaja, ketika pemerintah mengeluarkan mata uang baru. Misalnya, ketika Brasil pindah dari cruzeiro Brasil ke real Brasil. Bisa juga terjadi secara spontan, ketika masyarakat menolak menerima mata uang yang mengalami hiperinflasi (walaupun penggunaannya didorong oleh pemerintah).


Uang yang digunakan oleh suatu komunitas dapat berubah dalam skala yang lebih kecil. Ini bisa datang melalui inovasi, seperti adopsi cek (cek). Hukum Gresham mengatakan bahwa "uang yang buruk mengusir yang baik". Artinya, ketika membeli suatu barang, seseorang lebih mungkin untuk memberikan barang-barang yang kurang diinginkan yang memenuhi syarat sebagai "uang" dan mempertahankan barang-barang yang lebih berharga. Misalnya, koin dengan sedikit perak (tetapi koin yang masih berlaku) lebih mungkin beredar di masyarakat. Ini dapat secara efektif mengubah uang yang digunakan oleh suatu komunitas.


Uang yang digunakan masyarakat tidak harus berupa mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah. Contoh terkenal dari masyarakat yang mengadopsi bentuk uang baru adalah tawanan perang yang menggunakan rokok untuk berdagang.


Kriminal Keuangan

Pemalsuan

Uang palsu adalah mata uang tiruan yang diproduksi tanpa sanksi hukum dari negara atau pemerintah. Memproduksi atau menggunakan uang palsu merupakan salah satu bentuk penipuan atau pemalsuan. Pemalsuan telah terjadi hampir setua uang itu sendiri. Salinan berlapis (dikenal sebagai Fourrées) telah ditemukan dari koin Lydia yang dianggap sebagai salah satu koin barat pertama. Secara historis, benda-benda yang sulit dipalsukan (misalnya kerang, batu langka, logam mulia) sering dipilih sebagai uang. Sebelum pengenalan uang kertas, metode pemalsuan yang paling umum melibatkan pencampuran logam dasar dengan emas atau perak murni. 


Suatu bentuk pemalsuan adalah pembuatan dokumen oleh pencetak yang sah sebagai tanggapan atas instruksi penipuan. Selama Perang Dunia II, Nazi memalsukan pound Inggris dan dolar Amerika. Saat ini beberapa uang kertas palsu terbaik disebut Superdollar karena kualitas dan kemiripannya yang tinggi dengan dolar AS yang sebenarnya. Telah terjadi pemalsuan uang kertas dan koin Euro secara signifikan sejak peluncuran mata uang tersebut pada tahun 2002, tetapi jauh lebih sedikit daripada dolar AS.


Pencucian Uang

Pencucian uang adalah proses di mana hasil kejahatan diubah menjadi uang atau aset lain yang seolah-olah sah. Namun, dalam beberapa sistem hukum dan peraturan, istilah pencucian uang telah digabungkan dengan bentuk kejahatan keuangan lainnya, dan kadang-kadang digunakan secara lebih umum untuk memasukkan penyalahgunaan sistem keuangan (melibatkan hal-hal seperti sekuritas, mata uang digital, kartu kredit, dan mata uang tradisional). Termasuk pendanaan terorisme, penghindaran pajak, dan penghindaran sanksi internasional.


Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Money

0 Response to "Menguak Sejarah Uang dan Pembuatannya"

Posting Komentar