Menguak Sejarah Berdirinya Bukapalak, Dari Lapak Online Hingga Jadi E-Commerce Raksasa

Bukalapak adalah perusahaan unicorn dan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia. Didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid pada 2010, Bukalapak awalnya dimulai sebagai pasar online untuk memungkinkan perusahaan kecil menengah online.

Perusahaan memperluas ke banyak daerah di luar asalnya, termasuk solusi online-to-offline dengan memberdayakan toko tradisional ibu-dan-pop yang disebut warung sebagai mitranya. Pada 2019, perusahaan ini memiliki lebih dari 4,5 juta penjual UKM, 70 juta pengguna aktif bulanan, 1,9 juta mitra warung, dan rata-rata dua juta transaksi per hari.

Sejarah
Bukalapak didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky dengan dua teman kuliahnya dari Institut Teknologi Bandung, mereka adalah Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Bukalapak memiliki tujuan sederhana, setiap orang dapat menjual barang secara digital tanpa modal besar dan melakukan transaksi.

Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya Gojek, Perusahaan Unicorn Terbesar di Indonesia

Orang Indonesia dan orang-orang Internasional sangat akrab dengan nama 'Bukalapak' dalam hal transaksi. Kemajuan besar pertama Bukalapak adalah ketika sepeda lipat menjadi tren besar pada tahun 2010. Itulah saat di mana ada begitu banyak komunitas yang menjual berbagai jenis sepeda dan aksesoris sepeda dengan harga terjangkau, yang memainkan peran penting dalam meningkatkan pengguna Bukalapak.

Bukalapak ingin merangkul UKM di seluruh Indonesia dan kemudian Internasional untuk memanfaatkan teknologi canggih untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Julukan "Pelapak" adalah istilah umum yang digunakan untuk memanggil penjual di Bukalapak. Bukalapak juga terkenal karena upayanya untuk merangkul komunitas pelapaknya di seluruh Indonesia dan kemudian Internasional, yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerja sama, kebersamaan, kejujuran, dan kehausan akan pengetahuan.

Pada September 2019, Bukalapak membenarkan bahwa mereka telah mem-PHK ratusan karyawan. PHK adalah hasil dari penyesuaian dalam strategi dan peningkatan efisiensi. Perusahaan ini menghentikan divisi ritel dan internet-of-things yang cerdas yang mengarah pada pemutusan hubungan kerja di antara para insinyur. Startup ini juga melepaskan beberapa peran pemasaran karena ekspansi berlebih, tetapi fungsi inti seperti pemasaran digital tetap tidak terpengaruh.

Keuangan
Kurang dari setahun setelah didirikan, Bukalapak menerima modal tambahan dari Batavia Incubator (sebuah perusahaan gabungan dari Rebright Partners, dipimpin oleh Takeshi Ebihara dari Inkubator Jepang dan Corfina Group). Pada 2012, Bukalapak menerima investasi tambahan lain dari GREE Ventures yang dipimpin oleh Kuan Hsu.

Baca Juga: Menguak Sejarah OVO, Layanan Pembayaran Online Yang Banyak Diminati Orang Indonesia

Pada Maret 2014, Bukalapak mengumumkan menerima investasi oleh Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures.

Dari laporan keuangan Emtek 2015 (49% pemilik saham Bukalapak), diketahui bahwa Bukalapak telah memperoleh dana investasi dari Emtek dengan total hingga Rp 439 miliar. Namun, pada 2015, Bukalapak masih merugi Rp 229 miliar, dengan pendapatan Rp 6,4 miliar.

Pada Januari 2019, Bukalapak mengumumkan putaran pendanaan yang tidak diungkapkan oleh Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund, sebuah perusahaan patungan antara Mirae Financial Group yang berbasis di Seoul dan Naver, perusahaan di belakang layanan pesan LINE.

Pendiri
Achmad Zaky (lahir di Sragen, Jawa Tengah, 24 Agustus 1986) adalah Pendiri dan Kepala Eksekutif (CEO) Bukalapak sejak 2010. Pada 6 Januari 2020, Achmad mengundurkan diri sebagai CEO tetapi tetap sebagai penasihat perusahaan.

Baca Juga: Menguak Sejarah Berdirinya Tesla, Produsen Mobil Listrik Terbesar di Dunia

Muhammad Fajrin Rasyid (lahir di Jakarta, 11 September 1986) adalah Co-Founder dan Presiden Bukalapak yang bertanggung jawab atas inisiatif, strategi, rencana jangka panjang perusahaan dan kemitraan dengan pihak eksternal.

Nugroho Herucahyono (lahir di Karanganyar, 7 Maret 1987) adalah Co-Founder dan Chief Technology Officer (CTO) Bukalapak. Seperti Zaky dan Fajrin, Nugroho juga lulus dengan gelar Sarjana Informatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Penghargaan
  • Achmad Bakrie Award XVI 2018 - Teknologi dan Kewirausahaan 
  • YouTube Pulse 2018 - Iklan Terbaik - Nego Cincai 
  • Citra Pariwara 2017 - Perunggu - Digital Viral dan Email Marketing 
  • Tangrams Awards - E-commerce Asia Pasifik 
  • EY Entrepreneur of the Year - Achmad Zaky - Kategori Teknologi dan Digital 
  • PR Awards Marketing Magazine Asia Tenggara 2017 - Komunikasi Terpadu yang dipimpin PR terbaik & Kampanye PR langsung-ke-konsumen terbaik 
  • YouTube - Video Paling Populer di Indonesia - Pendekar Jari Sakti (Medok) 
  • Presiden Indonesia, Joko Widodo - Medali kehormatan Satyalancana Wira Karya
  • Millward Brown - 50 Merek Indonesia Paling Berharga 2016
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Bukalapak