Pengertian Jurnal Penyesuaian Dan Jenis-Jenisnya

Apakah yang dimaksud dengan jurnal penyesuaian? Seperti apa contoh dan bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian khususnya bagi perusahaan dagang? Tentu saja untuk menjawab dan memahami pertanyaan tersebut, Anda harus membaca artikel di bawah ini sampai selesai.


Jurnal penyesuaian perusahaan dagang digunakan untuk mencatat transaksi yang sudah terjadi namun belum dicatat. Dan juga digunakan untuk mencatat transaksi yang telah dicatat namun memerlukan koreksi agar nilainya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.


Pencatatan jurnal penyesuaian dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu deferal atau penangguhan atau penangguhan pengakuan pendapatan dan beban yang dicatat dalam akun dan akrual atau pengakuan atas pendapatan dan beban yang belum dicatat dalam akun.


Pengertian Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat saat ada perubahan saldo pada suatu akun dan harus disesuaikan ke dalam buku besar perusahaan pada akhir siklus akuntansi dengan tujuan untuk mencari pendapatan atau beban yang tidak diakui untuk periode tersebut.


Jurnal ini dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo dalam akun sehingga saldo mencerminkan jumlah yang sebenarnya.


Secara umum, manfaat yang diberikan yaitu menerapkan saldo catatan buku besar pada akhir periode, serta menghitung pendapatan dan beban selama periode tertentu.


Ketika sebuah transaksi dimulai dalam satu periode akuntansi dan diakhiri pada periode selanjutnya, laporan ini diperlukan untuk mencatat transaksi tersebut dengan benar.


Hal ini dapat mengacu pada pelaporan keuangan yang mengoreksi kesalahan yang dilakukan sebelumnya dalam periode akuntansi. 


Salah satu tujuan dibuatnya penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi tunai menjadi metode akuntansi akrual.


Akuntansi akrual didasarkan pada prinsip pengakuan pendapatan yang berusaha mengakui pendapatan pada periode perolehannya, bukan pada periode penerimaan kas.


Sebagai contoh, coba asumsikan sebuah perusahaan konstruksi memulai konstruksi dalam satu periode tetapi tidak menagih pelanggan hingga pekerjaan selesai dalam enam bulan.


Perusahaan konstruksi perlu melakukan jenis jurnal ini pada setiap akhir bulan untuk mengakui pendapatan 1/6 dari jumlah yang akan ditagih pada titik enam bulan.


Fungsi dari Jurnal Penyesuaian

Berikut ini merupakan beberapa fungsi dari jurnal penyesuaian:

1. Menentukan akun nominal (pendapatan dan beban) agar dapat mengetahui kondisi sebenarnya dari akun tersebut selama periode akuntansi tertentu.

2. Menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar di akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memerlihatkan jumlah yang sebenarnya.

3. Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di penghujung periode yang dimaksud.


Akun-akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian di Akhir Periode

Di bawah ini, terdapat beberapa akun pada jurnal penyesuaian serta penjelasan dan cara pencatatannya:

  1. Akun perlengkapan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pemakaian
  2. Akun beban dibayar di muka, yang memerlukan penyesuaian karena waktu yang dijalani/jatuh tempo.
  3. Akun aktiva tetap, yang memerlukan penyesuaian karena ada penyusutan aktiva.
  4. Akun pendapatan, yang memerlukan penyesuaian karena ada pendapatan yang belum diperhitungkan atau penerimaan yang belum menjadi pendapatan.
  5. Akun beban, yang memerlukan penyesuaian karena ada beban yang belum diperhitungkan atau pembayaran yang belum menjadi beban.
  6. Akun pendapatan diterima di muka, yang memerlukan penyesuaian karena berjalannya waktu atau diserahkannya prestasi pada pelanggan.

Adapun hal yang perlu diperhatikan ketika membuat jurnal penyesuaian adalah:

1. Hampir tidak pernah menyertakan kas. Tujuan dibuatnya jurnal ini adalah untuk membuat catatan akuntansi secara akurat mencerminkan prinsip pencocokan – mencocokkan pendapatan dan biaya selama periode operasi. Ada beberapa kasus yang jarang terjadi dimana kas perlu disesuaikan, tetapi idealnya, semua penyesuaian harus dilakukan sebelum menjalankan neraca saldo yang belum disesuaikan.

2. Debit selalu sama dengan kredit.

3. Memiliki satu akun neraca (aset, kewajiban, atau ekuitas) dan satu akun laporan laba rugi (pendapatan atau beban) di entri jurnal. Ingat, tujuannya adalah untuk mencocokkan pendapatan dan biaya periode akuntansi.


Tahapan dan Cara Membuat Jurnal Penyesuaian

Langkah utama dalam cara membuat jurnal penyesuaian dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu adalah sebagai berikut:

1. Buat neraca saldo yang belum disesuaikan

2. Analisa setiap akun

3. Cari apa saja yang hilang

4. Mencatat ayat jurnal penyesuaian

Berikut ini adalah langkah-langkah membuat jurnal penyesuaian perusahaan.


1. Beban Perlengkapan

Perlengkapan merupakan kelompok harta/aktiva yang sifatnya lancar atau biasa disebut dengan harta lancar/aktiva lancar/current assets.

Jika diminta membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan, yang perlu diingat adalah nilai atau nominal perlengkapan yang digunakan atau sudah dipergunakan.

Untuk mengetahui nominal perlengkapan yang sudah terpakai, dapat diketahui dengan cara mengurangkan saldo akun perlengkapan awal dengan saldo akun perlengkapan yang tersisa.

Current assets/harta lancar/aktiva lancar juga harus memperhatikan aset jangka pendek maupun jangka panjang. 

Hal ini karena aset lancar yang dimiliki setiap usaha terbagi menjadi beberapa bagian.

Dengan menuliskan secara detail, akan mempermudah proses pencatatan jurnal penyesuaian perusahaan.

Contoh: 

Akun perlengkapan menunjukkan saldo sementara Rp. 500.000

Sedangkan data akhir periode menujukkan saldo masih ada senilai Rp. 200.000

Analisis:

Akun perlengkapan (saldonya di sisi debit dalam akuntansi).

Maka dihitung jumlah yang habis terpakai di sisi debit beban, yaitu Rp500.000 - Rp200.000 = Rp300.000.

Lalu, catatlah akun beban perlengkapan Rp300.000 di sisi debit dan dikurangi jumlah akun perlengkapan sejumlah Rp300.000 di sisi kredit.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat untuk akun perlengkapan adalah sebagai berikut:

(Debit) Beban Perlengkapan Rp300.000

(Kredit) Perlengkapan Rp300.000


2. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka merupakan beban yang harus dibayarkan oleh perusahaan pada periode mendatang.

Anda mendapati beban yang seharusnya dibayarkan di periode yang akan datang, akan tetapi harus dilaporkan pada periode saat ini.

Contoh:

Akun asuransi di muka menunjukkan saldo sementara Rp360.000

Data akhir periode: Jumlah asuransi yang telah jatuh tempo adalah Rp120.000 yaitu untuk 4 bulan.

Analisis:

Akun asuransi dibayar di muka (saldonya di sisi debit), dicatat sebagai harta.

Yang dicatat untuk penyesuaian adalah beberapa jumlahnya yang sudah menjadi beban (yaitu sejumlah yang sudah jatuh tempo/sudah dijalani).

Beban asuransi sebesar Rp120.000 di sisi debit.

Kemudian pada akun asuransi dibayar di muka Rp120.000 dicatat di sisi kredit.

Contoh yang dibuat untuk akun beban di bayar di muka adalah sebagai berikut:

(Debit) Beban asuransi Rp120.000

(Kredit) Asuransi dibayar di muka Rp120.000


3. Penyusutan Peralatan

Beban penyusutan peralatan atau depresiasi juga perlu dicatat dalam jenis jurnal ini.

Contoh:

Akun peralatan menunjukkan saldo Rp3.000.000

Pada akhir periode, peralatan disusutkan 10%

Analisis:

Akun peralatan (saldo di sisi debit). Penyusutan peralatan 10% x Rp3.000.000 = Rp300.000 dicatat sebagai beban penyusutan peralatan, di sisi debit.

Kemudian dalam akun akumulasi penyusutan peralatan dicatat Rp300.000 di sisi kredit untuk menampung setiap penyusutan peralatan adalah sebagai berikut:

(Debit) Beban Penyusutan Rp300.000

(Kredit) Akumulasi penyusutan peralatan Rp300.000


4. Pendapatan Diterima di Muka

Merupakan pendapatan yang diterima dimuka oleh perusahaan yang tidak langsung dicatat dalam akun pendapatan namun sebagai utang terlebih dahulu.

Hal ini dikarenakan belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi hak perusahaan.

Contoh:

Akun pendapatan jasa menunjukkan jumlah Rp1.800.000

Data akhir periode dari pendapatan tersebut sebesar Rp200.000 layanan kepada pelanggan belum dikerjakan.

Analisis:

Akun pendapatan jasa (saldo di kredit)

Jumlah pendapatan yang belum menjadi pendapatan adalah Rp200.000 karena pekerjaan/layanan kepada langganan belum dikerjakan.

Jadi kurangkan akun pendapatan jada Rp200.000 dan dicatat di sisi debit.

Kemudian catatlah ke dalam akun pendapatan diterima di muka Rp200.000 di sisi kredit karena dianggap sebagai utang.

Contoh yang dibuat adalah sebagai berikut:

(Debit) Pendapatan jasa Rp200.000

(Kredit) Pendapatan diterima di muka Rp200.000


5. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima

Piutang pendapatan merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih belum diterima dimana hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait.

Contoh:

Sebuah pekerjaan senilai Rp600.000 telah diselesaikan dimana jumlah ini belum masuk di neraca saldo Rp15.600.000 yang menjadi piutang pendapatan perusahaan.

Dengan demikian akan memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp16.200.000

Contoh laporan yang dibuat adalah sebagai berikut:

(Debit) Piutang Pendapatan Rp600.000

(Kredit) Pendapatan Jasa Rp.600.000


6. Beban Sewa Gedung Dibayar di Muka

Pencatatan untuk akun ini sama seperti beban yang harus dibayar di muka.

Contoh:

Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 10.000.000 dimana angka ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp3.500.000.

Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar di muka mengalami pengurangan senilai Rp3.500.000.

Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

(Debit) Beban Sewa Rp.3.500.000

(Kredit) Sewa Dibayar Dimuka Rp3.500.000


7. Persediaan Barang Dagang (PDB)

Proses pencatatan jurnal penyesuaian pada akun PDB menggunakan dua metode, yaitu metode ikhtisar laba/rugi dan metode Harga Pokok Penjualan (HPP) 

a. Pendekatan Ikhtisar Laba/Rugi

Pada waktu dilakukan perhitungan laba-rugi, persediaan awal akan mempengaruhi harga pokok penjualan atau harga pokok barang yang laku terjual.

Oleh karena itu, pada akhir periode persediaan awal barang dagang dipindahkan ke sebelah debit akun laba/rugi dan mengkreditkan akun persediaan awal barang dagang.

Sedangkan untuk penyesuaian persediaan barang dagang (akhir) dipindahkan ke sisi debit akun persediaan barang dagang dan mengkreditkan akun laba/rugi.

b. Pendekatan Harga Pokok Penjualan

Bila menggunakan pendekatan harga pokok penjualan, maka yang perlu diperhatikan adalah akun-akun yang harus dipindahkan ke harga pokok penjualan.

Akun apa saja yang termasuk unsur-unsur harga pokok penjualan?

Ada beberapa akun yang merupakan unsur-unsur harga pokok penjualan yaitu persediaan barang dagang 9awal), pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian , retur pembelian, potongan pembelian, dan persediaan barang dagang (akhir).


8. Piutang Tidak Tertagih

Piutang tidak tertagih merupakan risiko yang dialami perusahaan akibat tidak tertagihnya piutang dagang.

Transaksi piutang tak tertagih ini diperlakukan sebagai beban perusahaan.

Mengapa menjadi beban perusahaan? Karena perusahaan belum mendapatkan hasil dari transaksi.

Umumnya piutang tidak tertagih muncul dalam suatu perusahaan karena debitur mengalami kebangkrutan sehingga tidak dapat ditagih


Referensi ;

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-jurnal-penyesuaian-dan-cara-pencatatannya/ 

0 Response to "Pengertian Jurnal Penyesuaian Dan Jenis-Jenisnya"

Posting Komentar